Di tengah cemerlangnya destinasi wisata Bali, terdapat sebuah surga eksklusif yang tak boleh dilewatkan: Nusa Dua yang memiliki wisata edukasi dengan museum bersejarah. Kawasan ini telah menjadi incaran para pengunjung berkat keindahan alamnya yang menakjubkan, pantai berpasir putih yang memikat, serta sejumlah hotel dan resor bintang lima dengan fasilitas internasional yang mewah. Salah satu daya tarik utama di Nusa Dua adalah Museum Pasifika, yang memancarkan pesona budaya yang memikat.
Museum Pasifika, yang terletak di BTDC Area Blok P, Nusa Dua, menawarkan pengalaman tak terlupakan bagi pengunjungnya. Dengan lokasinya yang strategis, museum ini dapat dengan mudah dijangkau hanya dalam waktu sepuluh menit berjalan kaki dari hotel-hotel terdekat. Bahkan, dari bandara, pengunjung dapat mengambil jalan tol Bali Mandara yang berada di atas laut dan keluar melalui pintu tol Nusa Dua, sehingga dalam waktu singkat mereka sudah tiba di museum yang menakjubkan ini.
Sejarah Museum Pasifika
Didirikan pada tahun 2006 oleh Moetaryanto P. dan Philippe Augier, Museum Pasifika menjadi pusat kebudayaan Asia dan Pasifik yang tak tertandingi. Dengan harga tiket yang terjangkau, yaitu Rp50.000,00 untuk wisatawan domestik dan Rp70.000,00 untuk wisatawan mancanegara, pengunjung dapat memasuki museum terbesar di Asia Pasifik ini, yang terletak di pusat kota Bali.
Prestasi gemilang Museum Pasifika tak dapat disangkal. Pada tahun 2013, museum ini meraih penghargaan Traveller's Choice 2013 dengan peringkat kedua dari sembilan objek wisata di Nusa Dua, Bali. Hal ini semakin menambah keingintahuan akan keunikan museum ini, yang menjadikannya sebagai salah satu tempat wisata paling diminati di Nusa Dua.
Luas museum ini mencapai 12.000 meter persegi dan dilengkapi dengan fasilitas lengkap seperti restoran, toilet, aula pameran, dan area parkir yang luas. Koleksi seni yang dimiliki oleh museum ini mencapai 600 karya dari 200 seniman dari 25 negara yang berbeda. Koleksi ini ditata dengan indah dalam delapan ruangan dan sebelas paviliun. Sayangnya, pengunjung tidak diperbolehkan memotret semua koleksi seni yang ada kecuali di ruangan 6 dan 9 yang dirancang khusus untuk memamerkan karya seni tersebut kepada pengunjung.
Mari kita telusuri museum ini lebih dalam sambil mengenali seniman-seniman Indonesia dan internasional yang karyanya dipajang di sini.
1. Karya Seniman Indonesia dan yang Terkait dengan Indonesia
Ruang Galeri I memamerkan karya-karya indah seniman Indonesia seperti I Nyoman Gunarsa, Ida Bagus Nyoman Rai, Dewa Putu Bedil, N. Widayat, Sudjana Kerton, I Ketut Tomblos, dan tentu saja, maestro seni lukis Indonesia, Affandi. Salah satu karya unik Affandi yang dipajang di museum ini adalah "Boats in Cirebon" yang dibuat pada tahun 1965. Tidak hanya itu, lukisan fenomenalnya yang berjudul "A Balinese Nude" tahun 1942 juga menjadi daya tarik tersendiri.
Galeri II - V merupakan ruang pamer bagi karya-karya seniman asing yang pernah tinggal di Indonesia. Seniman-seniman ini berasal dari Italia, Belanda, Meksiko, dan lainnya. Mereka termasuk Renato Christiano dan Piero Antonio Garriazo, Wilem Gerald Hofker dan Isac Israeel. Serta, Miguel Covarrubias yang lebih dikenal sebagai El Chamaco. Selain itu, terdapat juga ruang yang secara khusus memajang karya seniman Eropa seperti Adrien Jean Le Mayeur De Merpres, yang pernah berkomunikasi dengan Presiden Sukarno.
2. Pameran Sementara
Galeri VI merupakan ruang pamer yang sering menggelar pameran lukisan karya seniman muda, baik dari Indonesia maupun mancanegara. Di ruangan ini, pengunjung diizinkan memotret lukisan-lukisan yang dipajang. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat sepuluh topeng sosok mitologi Bali dengan keunikannya yang khas.
3. Seniman dari Indochina Peninsula, Polinesia, dan Tahiti
Ruang galeri Indochina, yang berada di Galeri VII, menampilkan diorama karya seniman dari negara-negara seperti Vietnam, Thailand, Kamboja, dan Hongkong. Sedangkan galeri pameran Tahiti, yang terletak di Galeri VIII dan X, memajang karya seni yang dibuat oleh seniman dari Tahiti dan sekitarnya.
4. Ruang Pameran Seni Vanuatu dan Asia Pasifik
Galeri IX, yang juga boleh difoto oleh pengunjung, menawarkan pemandangan yang menarik. Di ruangan ini, pengunjung dapat melihat artefak unik, sisa-sisa perahu kayu, pakaian perang. Bahkan, tulang-tulang binatang yang berasal dari Republik Vanuatu dan Kepulauan Solomon di Samudra Pasifik. Selain itu, sebagian koleksi di galeri ini berasal dari Papua Nugini.
5. Ruang Pameran Kain Tekstil
Galeri XI, yang dijuluki "Galeri Kain," memamerkan koleksi tekstil dari berbagai negara di Asia Pasifik, termasuk kain Ulos yang berasal dari Tanah Batak, Indonesia. Kain Ulos ini memiliki panjang hingga 20 meter dengan lebar 2 meter tanpa ada sambungan. Untuk menjaga keutuhan kain ini, pengelola museum menempatkannya di bingkai kaca dan memajangnya di dinding.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Museum Pasifika ini. Di sini, pengetahuanmu tentang karya seni yang mendunia akan semakin meluas, seiring dengan pengetahuanmu tentang para seniman yang menciptakannya. Nusa Dua bukan hanya tempat untuk menikmati keindahan alam dan berbelanja, namun juga menjadi tempat wisata edukasi penuh ilmu. Serta, juga merupakan tujuan wisata seni dan budaya yang sarat akan nilai sejarah.
Posting Komentar