Sumber Tribun-Bali |
Segala upaya telah dilakukan BPBD Gianyar dalam
mencari keberadaan, I Komang Ayu Ardani (37) warga Banjar Teruna, Desa Siangan,
Gianyar, Bali yang jatuh saat berkendara bersama anak dan ibunya ke bawah
jembatan atau Sungai Petanu di Banjar Laplapan, Ubud, Gianyar, Kamis 18 Maret
2021. Hingga saat ini dari tiga korban hanya Ayu yang belum ditemukan.
Dalam proses pencarian, BPBD Gianyar sempat mendapat
harapan, “karena mendapat informasi korban ditemukan, namun setelah dipastikan
yang ditemukan hanya tas dan helm nya saja, korban Ayu belum ditemukan,” ujar
Kabid Kedaruratan dan Logistik, IGN Dibya Presasta.
Kata Ngakan Dibya, pencarian ini masih terus
dilakukan. Pihak keluarga juga telah menempuh jalur niskala.
Adapun pencarian dari jalur niskala ini adalah
memainkan gamelan beleganjur di tempat korban terjatuh.
Dalam kepercayaan umat Hindu di Bali, penggunaan
gamelan beleganjur dalam pencarian orang hilang merupakan hal yang umum
dilakukan.
Ada mitos yang menyebutkan, orang yang hilang dan
tidak kunjung ditemukan diduga disembunyikan mahkluk astral. Dengan suara
gamelan, mahkluk tersebut akan melepaskan cengkeramannya pada korban, sehingga
korban pun bisa ditemukan.
Adapun kendala dalam pencarian ini ada berbagai hal. Mulai
dari derasnya arus air, bebatuan licin dan tajam, serta kedalaman 2 – 4 meter. Selain
itu juga terjadi blank signal GSM sepanjang aliran sungai.
Lokasi kecelakaan di Jembatan Laplapan atau yang
sering disebut Jembatan Tukad Petanu (Sungai Petanu) diakui oleh warga.
Konon menurut penuturan warga, setiap tahunnya pasti
terjadi musibah. Bahkan warga yang mengalami musibah di Jembatan Laplapan
ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Menurut keterangan Made Cakra (55) saat ditemui di
lokasi peristiwa kecelakaan yang mengakibatkan 3 orang terperosok ke dasar
Sungai Petanu, lokasi tersebut angker (tenget). Sering terjadi kejadian orang
terjatuh ke jurang.
Ada satu hari tidak ketemu, tapi masih hidup, memang
lokasi Jembatan Laplapan banyak keanehan.
Jalan yang menghubungkan Desa Petulu dan Desa Pejeng,
Ubud, Gianyar Bali memiliki jalan yang berkelok – kelok dan menurun bahkan saat
mendekati Jembatan Laplapan kondisi jalan rusak. Sandaran Jembatan Laplapan
juga terlihat rusak dan tidak ada pembatas jalan. Kondisi jalan saat malam tiba
cukup gelap.
Kesan mistis di lokasi ini sangat terasa, kondisi
udara di lokasi tersebut juga lembab dan jalan sedikit licin saat terkena air,
terutama saat musim penghujan tiba.
Sumber Tribun-Bali
Posting Komentar