Photo via https://instagram.com/suryadiyaksa |
Kita mungkin terbiasa berdoa saat mengalami kesulitan.
Berdoa dilakukan untuk menenangkan diri dari hati yang sedang kalut. Sementara Tuhan
sudah pasti tahu isi hati dan pikiran umat-Nya tiap detik.
Doa itu erat kaitannya dengan keinginan – keinginan kita
supaya terkabul. Ya doa kerap dipanjatkan untuk mewujudkan segala kemauan. Lalu
saat dimana tak semua keinginan terkabul, secara otomatis munul rasa kesal yang
membawa diri ini kecewa dan berujung menyudahi doa. Jika direnungkan kembali,
hal itu rasanya “tidak pantas” untuk dijadikan sebuah alasan berhenti berdoa
kepada Tuhan.
Bisa
dibilang manusia adalah mahkluk yang tak pernah puas. Maka tak heran jika kita
banyak meminta kepada Tuhan
Pengen ini dan itu adalah hal yang lumrah yang ada
dalam diri manusia. Mulai dari hal sepele hingga hal – hal yang besar yang
membuat kita harus berusaha keras agar keinginan itu tercapai. Pada momen –
momen inilah kita coba mendekatkan diri kepada Tuhan. Jerih payah tentu juga
telah dilakukan, namun kurang lengkap kalau belum berdoa.
Ketika
kita mengalami masa – masa sulit, selain butuh orang untuk menyemangati. Berdoa
jadi pelengkap menghadapi cobaan
Berdoa tidak hanya dilakukan agar keinginan terkabul,
tapi juga ketika kita sedang menghadapi masa – masa sulit. Kehadiran orang
terdekat menyemangati seakan – akan masih kurang. Saat inilah kita inisiatif
berdoa kepada Tuhan. Segala isi hati dan pikiran dicurahkan, demi pribadi ini
lebih dikuatkan dan diberikan jalan keluar terbaik.
Kita
mungkin serakah dan angkuh. Sangat percaya diri kalau apa yang kita ingin
adalah yang terbaik dan lupa bahwa Tuhan punya keputusan sendiri
Dalam hidup, kita berinisiatif ingin lakukan ini itu. Pada
masa – masa inilah kita mungkin lupa kalau akan muncul sifat angkuh dalam diri.
Maunya harus terealisasi dan lupa bahwa Tuhan selalu punya ketupusan sendiri. Padahal
apa yang ada dalam scenario Tuhan adalah yang terbaik bagi kita. Selalu ada
alasan di balik kenapa Tuhan tidak mengabulkan doa seorang umat-Nya.
Seharusnya
kita sadar bahwa di dunia ini, kita hanya sebagai mahkluk ciptaan-Nya
Di dunia ini hidup tidak hanya soal keinginan. Masih banyak
hal yang perlu kita lakukan dan menunggu untuk dikerjakan. Janganlah egois yang
hanya memikirkan diri sendiri. Ada banyak orang disekitarmu yang butuh dibantu
dan didoakan. Banyak mengingat orang lain yang sedang kesulitan karena dari
sana kita akan lebih bersyukur dan menikmati hidup.
Percayalah bahwa scenario Tuhan selalu yang terbaik
buat umat-Nya. Posisi kita sebagai salah satu mahkluj ciptaan-Nya tentu bukan
apa – apa. Jika Tuhan berkata “tidak” untuk suatu kemauan, maka itu adalah hal
terbaik. Karena Tuhan selalu punya cara – cara sendiri yang membuat kita
seringkali tidak menyadarinya.
Posting Komentar