Photo via https://instagram.com/adventurousbali |
Sehari seteka hari suci Nyepi, disebut hari suci
Ngembak Geni. Pada hari suci Nyepi, para umat Hindu khususnya di Bali
melaksanakan Catur Brata Penyepian.
Diantaranya Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungaan
dan Amati Lelanguan. Tetapi dalam tradisi penyebutannya hanya satu yaitu hari
suci Ngembak Geni.
Kata Ngembak Geni, terdiri dari dua kata yaitu Ngembak
yang berarti terbuka atau bebas. Kemudian kata Geni bermakna api yang mempunyai
sifat panas. Api adalah lambang semangat.
Dengan perayaan hari suci setelah Nyepi yang terkenal
penyebutannya secara tradisional dengan Ngembak Geni.
Penyebutan seperti ini karena Geni secara makna
bebasnya berupa simbol yaitu api, yang sering dianalogikan api itu adalah lambing
semangat.
Bahkan zaman dulu semasih
ada Departemen Penerangan pada pemerintah Indonesia ada semboyan yang sering
dikumandangkan dengan ucapan “api nan tak kunjung padam”.
Artinya semangat yang tak
pernah mati. Dengan semangat yang membara atau berkobar sesuai dengan sifat
api, maka setelah perayaan hari suci Nyepi sebagai pergantian tahun baru Saka
bagi umat Hindu diharapkan memunculkan semangat baru setelah melakukan
perenungan dengan landasan Catur Brata Penyepian.
Sebagai pegangan untuk
mulat sarira atau instropeksi diri sehingga menjadi cemeti untuk menatap masa
depan yang lebih baik. Agar terwujud hidup yang damai (santhi) dan sejahtera
(jagadhita).
Dan dari pengertian
Ngembak Geni itu mengindikasikan bahwa para umat Hindu dalam kehadiran perayaan
tahun baru Saka adalah sebagai momentum untuk menumbuhkan semangat baru dalam
mengarungi hidup dan kehidupan sehingga mencapai kehidupan yang lebih baik dari
tahun – tahun sebelumnya.
Pada hari suci Nyembak
Geni para umat Hindu melakukan persembahyangan untuk memuja keagungan-Nya
sebagai wujud syukur atas karunia-Nya telah melimpahkan kerahayuan dan
kerahajengan.
Sehingga mencapai
kebahagiaan lahir batin, baik diatas dunia, maupun di akhirat berdasarkan
Dharma yang sering disebut dalam tujuan agama Hindu “Moksartam Jagadhuta ya Ca
Iti Dharma”.
Disamping itu, pada saat
hari suci Ngembak Geni ini para umat Hindu melakukan Dharma Santhi dengan
keluarga besar, masyarakat, dan dengan para umat lain juga.
Sebagai wujud toleransi
bahwa manusia itu sama bahkan diakui sebagai saudara “Waisudewa Kutumbakam”.
sumber Tribun-Bali.com
Posting Komentar