Photographer from Pexels via https://www.pexels.com |
Kali ini aku akan bercerita tentang ekspektasi, khususnya ekspektasi terhadap orang lain, terhadap teman kerja, teman main, sahabat, bahkan keluarga. Pernah nggak dalam pikiran kita ketika berkomunikasi dengan orang lain, khususnya orang-orang di sekitar, terdapat pertanyaan, kok dia begitu sih? Kok ngomongnya seperti itu? Ih nggak banget! Kecewa deh sama kamu!
Iya, pikiran-pikiran yang negatif, yang membuat kita memandang sisi lain dari orang terdekat kita itu. Sebelum kita lanjut, pahami dulu kalau mereka adalah orang, bukan malaikat yang selalu benar, atau setan yang sering kali disalahkan. Mereka adalah orang, iya orang. Orang yang kadang benar tapi juga kadang salah, atau mungkin sedang bingung dengan hidupnya.
Lalu, kita juga harus pahami, bahwa hidup itu soal perspektif atau sudut pandang. Termasuk tantangan dan masalah yang ada, dapat dipandang berbeda-beda oleh orang yang berbeda juga.
Aku merasa, komunikasi itu sangat penting, untuk siapapun tanpa terkecuali. Hal yang baik sekalipun, ketika dikomunikasikan dengan buruk, ditambah emosi, dan bumbu kemarahan, akan menjadi tidak baik. Tidak lupa, komunikasi juga butuh kedewasaan diri, di mana kita tidak hanya melihat dari sisi kita saja, tapi juga sisi orang lain yang menjadi lawan bicara, yang mungkin juga menjadi rekan berkarya.
Beberapa dari kita pasti pernah bertemu orang yang lebih tua, tetapi tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Ada yang ditanya baik-baik, malah menjawab dengan emosi. Ada yang dikasih tau baik-baik, malah di balas dengan caci. Ada juga yang dimintai tolong baik-baik, malah dikerjakan setengah hati.
Ya, sekali lagi, banyak orang unik di dunia ini. Tua itu satu hal, tetapi dewasa adalah hal yang lain.
Nah, satu lagi. Kita juga harus mengerti banyak faktor di luar diri kita. Mungkin dia lagi badmood, mungkin harinya sedang tidak baik, dan mungkin dia sedang tidak bersemangat saja. Jadi, cobalah mengerti.
Tetapi aku selalu percaya, setiap orang punya maksud baik, lepas dari gaya dan cara komunikasinya. Kadang kita mempunyai tujuan yang sama, hanya jalannya berbeda. Kan kata orang banyak jalan menuju Roma.
Nah buat kamu yang sedang dikecewakan, jadikanlah ini pelajaran bahwa hidup bukan soal asumsi atau ekspektasi, tetapi juga realita yang kadang tidak menyenangkan.
Buat kamu yang sering mengecewakan, sadarlah banyak orang yang mencoba mengerti kamu, tetapi kesabaran juga ada batasnya. Belajarlah, bahwa bumi tidak mengitari kamu saja, hidup bukan hanya sekadar dimengerti tapi juga mengerti, bukan hanya sekadar berkomentar tetapi juga mendengar.
Posting Komentar