Hari itu aku sedang shift pagi sebagai kasir di salah satu mini market yang berada tidak jauh dari sebuah SD. Hari itu aku kembali melihat anak laki-laki yang suka membantu membuang sampah di mini market. Sudah seminggu ia melakukan hal itu. Kadang aku memberinya uang seadanya.
Dia juga minta izin untuk mengumpulkan stik es krim yang ada di tong sampah. Aku tentu membolehkannya. Sepintas aku berpikir anak itu seorang pemulung. Tapi aku menjadi penasaran soal stik es krim yang sengaja ia kumpulkan. Hingga sore harinya ia datang kembali ke mini market.
“Halo Dek! Abang boleh tau tidak, stik es krim yang kamu kumpulkan selama ini buat apa?”
“Buat bikin ini kak” Si anak laki-laki itu kemudian mengeluarkan sesuatu dari ransel kumuhnya.
Aku terkejut ketika melihat sebuah prakarya indah berupa vas bunga dari stik es krim.
“Itu kamu yang buat?”
Dia hanya mengangguk lalu berkata.
“Abang, boleh aku membeli sesuatu di sini?”
“Tentu saja, siapa pun bisa membeli di sini. Mau beli apa dek?”
“Banyak, Bang. Tapi...” Si anak itu kemudian tertunduk.
“Tapi kenapa Dek?”
“Saya tidak ada uang, Cuma punya ini” Kata si anak itu sambil menyodorkan prakaryanya tadi.
Aku pun memutuskan untuk tidak mengecewakan anak itu dan membiarkannya membeli apa yang ia inginkan
Setelah ia membawa belanjaannya ke kasir aku pun bertanya.
“Kamu beli ini semua untuk apa?”
“Hari ini hari ibu, bertepatan dengan ulang tahun ibuku. Ini semua untuk ibu.”
Posting Komentar