@tynakannamirdad |
Banyak orang memiliki anggapan bahwa cantik selalu berhubungan dengan makeup dan penampilan yang sempurna. Penampilan fisik yang cantik rupawan selalu disebut sebagai penampilan paling ideal. Kecantikan hati pun menjadi kurang diperhatikan. Mungkin karena kita hidup di dunia yang menggilai keindahan fisik, mungkin karena tontonan kita mencekoki bahwa hanya warna kulit dan penampilan tertentu yang pantas dijadikan idola.
Padahal, bukankah satu-satunya jalan untuk bahagia adalah menerima siapa diri kita sebenarnya? Cantik bukan perkara makeup semata, namun juga mencintai apa yang kita lihat di cermin saat makeup itu tidak menghiasi muka.
Inilah alasan-alasan mengapa penerimaan diri sendiri menjadi hal utama dalam mengungkap kecantikan diri yang sejati.
Tubuh kita diciptakan karena alasan. Makeup bisa mempercantik penampilan, tapi jika berlebihan bukankah justru akan menutupi kebaikan yang Tuhan berikan?
Sebenarnya, tidak ada manusia yang lahir dengan sempurna. Tidak ada yang salah dengan diri kita. Jika selama ini kamu tak menyukai warna kulit atau bentuk hidungmu, cobalah melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Warna kulit yang lebih tanned sebenarnya memberimu lebih banyak proteksi dari terpaan sinar matahari. Bentuk hidung yang tidak mancung terlihat begitu “imut” untuk dipajang sebagai profile picture-mu.
Makeup memang bisa mempercantik penampilan dengan menonjolkan kelebihan-kelebihan yang wajahmu miliki. Namun, jika dipakai menor dan berlebihan, eyeliner atau perona pipi malah bisa menutupi kelebihan-kelebihan ini. Ingat, ada alasannya kok kenapa hidung dan kulitmu diciptakan seperti itu.
Dengan menerima diri sendiri, orang lain akan belajar menerimamu–tentu saja dengan segala keunikan dan kelemahanmu
Inner beauty
Dengan menerima keadaan diri sendiri, kamu akan mampu menghadapi permasalahan pribadimu dengan lebih baik lagi. Kamu pun bisa semakin bersemangat membuat orang lain ikut menerima dan mencintai dirimu sebenar-benarnya. Pemikiran positif itu menular, lho!
Dengan menghadapi kelemahan diri sendiri secara bijaksana, kamu akan termotivasi untuk memperbaiki diri tanpa harus terpengaruh opini orang lain
Inner beauty
Jika sudah mampu menghadapi kelemahan secara bijaksana, kamu akan termotivasi sendiri untuk selalu memperbaiki kelemahan-kelemahanmu. Berbeda halnya jika kamu hanya berusaha mengubah diri demi menyenangkan orang lain. Meskipun sama-sama tentang mengubah diri, mengubah diri demi diri sendiri akan jauh terasa lebih ringan dan menyenangkan daripada mengubah diri demi orang lain. Sebaliknya, mengubah diri demi orang lain justru bisa membuatmu menjadi semakin tidak percaya diri.
Kamu juga akan belajar untuk mengenal siapa temanmu yang sesungguhnya. Nggak ada ‘kan orang yang mau dinilai berdasarkan penampilan luarnya saja?
Nggak ada yang ingin berteman dengan seseorang yang lebih mengutamakan penampilan luar daripada siapa seseorang sebenarnya. Dengan menerima diri sendiri, maka kamu juga akan belajar untuk ‘menyaring’ siapa saja yang memang benar-benar ada untukmu di balik apapun penampilanmu. Apa yang ada dalam pikiranmu, bagaimana cara pikirmu, seberapa luaskah pemikiran dan kedewasaanmu jauh lebih penting. Seharusnya saat menilaimu, inilah yang menjadi patokan orang lain.
Kamu akan menjadi pribadi yang lebih bahagia. Karena inner beauty adalah makeup yang sebenar-benarnya
Menerima siapa dirimu akan memberimu waktu lebih banyak untuk menggali kemampuan diri yang sebenarnya. Toh, inner beauty adalah sebenar-benarnya kebahagiaan. Apa lagi yang kamu butuhkan untuk menciptakan senyum manis dan membagikannya kepada semua orang? Energi positif akan lebih terpancar dari dirimu jika kamu mau belajar menerima segala kekurangan diri sendiri dan tidak terlalu memaksa untuk mengikuti opini orang lain.
Kepuasan terhadap diri sendiri tidak pernah mengkhianati pemiliknya. Ia juga tak akan mengkhianatimu.
Mempercantik diri memang tidak salah, selama tidak berlebihan. Namun jangan lupa juga, seperti yang Marilyn Monroe katakan:
Senyuman adalah makeup terbaik yang bisa dipakai seorang wanita.
Posting Komentar