Waktu itu adikku, Sarah, curhat kepada ku mengenai hal yang mengganjal hatinya terkait kisahnya di sekolah. Ia tidak terima nilainya tersaingi tipis oleh siswi baru di kelasnya. Adikku memang anak yang rajin dan pintar serta berprestasi. Namun belum memahami beberapa prinsip hidup yang penting. Aku tidak ingin prestasinya selama ini menjadikannya sombong dan lupa diri.
Aku berpesan kepada adikku. Bahwa tiap orang itu unik, tidak sama persis dengan yang lain. Karena keunikan diri masing-masing sehingga kita saling membutuhkan satu sama lain. Keunikan dirimu itu salah satunya tentang kelebihan dan kekuranganmu. Kelebihanmu menutupi kekurangan yang lain, dan kelebihan yang lain menutupi kekuranganmu. Kamu tidak bisa mengandalkan diri kamu sendiri karena adanya kekurangan yang kamu miliki itu.
Aku juga berpesan bahwa di atas langit masih ada langit. Terkadang Tuhan menegur kita agar tidak menjadi sombong dengan kelebihan kita dan lupa diri dengan menghadirkan seseorang yang lebih baik dari kita. Sebaliknya, Tuhan menghadirkan seseorang yang lebih malang dari kita agar kita tidak berkecil hati dan mensyukuri apa yang kita miliki saat ini.
Kupikir dia telah memahami prinsip tersebut, karena di akhir pidato kelulusannya sebagai siswi terbaik di angkatannya ia menyampaikan sebuah puisi singkat.
- Kasih Sayang
- Kedamaian
- Harmoni
- Keseimbangan
- Sebuah sistem, kebersamaan dalam perbedaan
- Betapa indahnya
- Itulah kehidupan
- Dan Tuhan lah Sang Pencipta
Posting Komentar