Temanku Anna, sangat terobsesi untuk menjadi juara kelas. Namun kenyataannya ia hanya bisa menjadi juara kedua tiap tahunnya. Beberapa teman tidak menyukainya karena ia yang selalu terkesan ‘cari muka’ di hadapan guru. Ia sering kali bertanya hal sepele di saat jam pelajaran sudah hampir selesai. Itu menyebabkan guru harus menjawab pertanyaannya yang berarti jam pulang menjadi lebih lama.
Aku sendiri selalu berupaya menjadi lebih baik dari diriku sendiri, bukan untuk menjadi lebih bai dari orang lain. Aku selalu mengasah kemampuanku dan tidak pernah membandingkan jalan hidupku dengan orang lain. Setiap hasil usahaku adalah yang terbaik dari diriku. Aku menerima apapun hasil usahaku itu.
Sementara Anna, dia selalu ingin menyaingi siapa saja yang menjadi juara kelas. Tri dan Agus selalu bergantian menjadi rangking satu, lainnya menjadi rangking 3, sementara Anna tidak pernah bisa menempati posisi juara kelas.
Hingga suatu hari aku sekelompok dengan Anna untuk tugas prakarya. Kebetulan hari itu turun hujan deras sehingga aku belum bisa dijemput oleh ayah dan lebih lama di rumah Anna. Anna curhat padaku soal ia yang tidak pernah bisa menjadi juara kelas.
“An, mungkin kamu perlu memperbaiki niat. Segala sesuatunya berawal dari niat. Bisa saja niat kamu tidak tepat selama ini, sehingga tujuan kamu tidak pernah sampai. Cobalah untuk fokus menjadi lebih baik dari diri kamu sendiri, bukan untuk menjadi lebih baik dari orang lain.”
Posting Komentar