Siapa sih yang tidak mau kaya. Setiap orang pasti ingin kaya dan bergelimpangan harta. Tidak ada orang di dunia ini yang menginginkan jadi miskin dan melarat.
Oleh karena itu seseorang akan berusaha sekuat tenaga untuk bekerja dan mengumpulkan harta. Meninggalkan keluarga, lupa waktu, hingga terkadang bekerja sampai melewati batas kemampuan tubuh.
Jika penulis di tanya “apakah ingin kaya”? Ya tentu saja saya akan menjawab “mau banget. Pake pake pake banget malahan”. Yang penting kekayaan itu murni di dapatkan secara halal dan tidak merugikan orang lain.
Namun terkadang dalam kehidupan ini, ada saja orang yang ingin terlihat sok kaya padahal kekurangan secara finansial. Bergaya seglamor mungkin namun hasil ngutang sana sini.
Ya begitulah kehidupan masa kini. Orang ingin diakui bahwa dia orang berada. Namun dibalik semua itu dia tidak punya apa-apa.
Jika kita melihat orang-orang yang sukses dan kaya raya, kehidupan mereka sangat sederhana mulai dari cara berpakaian, gaya hidupnya, serta banyak beramal dan menyumbangkan kekayaannya untuk orang yang membutuhkan. Contoh konkretnya yakni Mark Zuckerberg sebagai pemilik Facebook, walaupun hartanya melimpah tapi gaya hidupnya sederhana.
Berbeda dengan orang-orang yang sok kaya raya. Mereka biasanya memamerkan apa yang mereka miliki. Mereka ingin di akui sampai-sampai melakukan berbagai cara untuk memenuhi gaya hidupnya.
Sosmednya dipenuhi foto-foto gaya hidupnya yang glamor. Segala sesuatunya dipamerkan di medsosnya tapi dibalik itu kita gak tau yang sebenarnya, bagaimana caranya dia bisa dapat barang-barang seperti itu padahal hidupnya pas-pasan.
Selalu merendahkan pekerjaan orang lain dan menganggap bahwa dia lebih baik dari orang lain seperti dari segi penghasilan, pekerjaan dan gaya hidupnya. Padahal belum tentu orang yang kelihatan sederhana benar miskin.
Selalu gengsi. Gengsi naik motor butut, gengsi naik angkot, gengsi jalan kaki, kena kotor dikit langsung ngomel dan lain sebagainya.
Dan masih banyak lagi hal-hal yang dilakukan orang-orang yang sok kaya.
Tapi itu semua kembali ke diri masing-masing. Hidup kita yang tentukan. Baik buruknya penilaian orang kembali bagaimana kita bersikap dan berperilaku.
Posting Komentar