Kuawali surat ini dengan sapaan “hai” ala anak muda pada umumnya. Yah, mencoba membaur dan sok santai kepadamu agar isi surat ini tak kamu tanggapi dengan amarah. Tanpa bermasuk menyinggungmu, ada sedikit keluh yang tertulis dalam surat ini menyoal kamu dan jatuh cinta yang tengah kamu rasa, yang membuatmu seolah rela menduakan orangtua.
Tak adil memang bagi orang luar sepertiku memberi kritik pada perasaan yang kamu rasa. Namun untuk satu hal ini saja, dengarkan keluh yang kutulis dalam surat ini.
Jatuh cinta memang wajar, pesonanya bisa membuatmu lebih menghargai hidup. Bahagialah kamu yang tengah merasakannya
Tak ada yang salah dengan jatuh cinta. Ia mampu memberi warna baru dalam duniamu. Tak hanya hitam dan putih, jatuh cinta bisa membuatmu menyadari bahwa hidup itu penuh warna. Ada warna merah, biru, kuning hingga merah muda yang semuanya menyebar mewarnai dunia. Bahagia jelas pasti kamu rasa saat cinta mampu menyentuh hatimu. Bersama dengan sosoknya, hidupmu terasa lebih sempurna.
Ingat saat cinta sedang sangat menggelora, yang lain tak kamu anggap penting lagi. Telat balas chat pacar kamu merasa berdosa, tapi tak angkat telepon orangtua terasa biasa saja
Iya, perkara jatuh cinta memang kita tak bisa menolaknya. Datangnya dia sebagai sosok pelengkap dalam hidupmu tak bisa kamu tebak. Saat berhadapan dengan cinta, pikiranmu kacau balau. Kamu tak bisa berpikir lurus dan menganggap hal selain sosoknya hanya sebatas pelengkap yang semata.
Terlambat membalas pesan pasangan karena kesibukan saja membuatmu merasa bersalah luar biasa. Tapi ingatkan kamu berapa telepon dari orangtua yang kamu lewatkan? Sementara setiap kata-katanya begitu kamu perhatikan, ingatkah kamu berapa nasihat orangtua yang kamu dengarkan tanpa benar-benar diterapkan?
Orangtuamulah yang sedari dulu merawatmu. Harusnya prioritasmu tetap mereka
Kamu bertindak bodoh karena cinta. Wajar memang. Kata orang cinta memang bisa membuat orang terpandai sekalipun jadi gila. Meski begitu, apa iya kamu harus sampai melupakan mereka yang sedari dulu merawatmu cuma karena sosok yang kamu anggap jodohmu itu?
Coba ingat-ingat kembali siapa sosok yang sedari kecil merawatmu. Kalau bukan karena jasa orangtua yang ikhlas membesarkanmu hingga sekarang, mana mungkin kamu bisa jadi sosok hebat seperti ini? Mana mungkin kamu bisa merasakan cinta? Mana mungkin kamu bisa bertemu dengan sosoknya yang saat ini mengalihkan duniamu? Orangtuamulah yang sudah berbuat dan berkorban banyak untukmu.
Setiap rupiah yang kamu gunakan untuk kencan, awalnya juga dari orangtua. Meski kamu tengah jatuh cinta, tolong tetap utamakan mereka
Saat kamu berani membuka hati, tolong jangan menutup logikamu agar kamu tetap bisa berpikir dengan lurus dan benar. Kamu boleh saja bangga dan bahagia bisa dengan hubunganmu saat ini. Caramu menunjukkan cinta yang terbilang berkelas itu juga sukses membuatnya terpikat oleh pesonamu.
Namun jangan sampai kamu lupa akan siapa yang membuatmu seperti sekarang. Adalah orangtuamu yang mendanai kesuksesanmu hingga kamu bisa merasa jatuh cinta. Kalau bukan dari rupiah yang mereka sisihkan untukmu, mana mungkin kamu berani untuk jatuh cinta? Menghidupi diri sendiri saja pasti susah. Tolong pertahankan logika ini, agar kamu tetap memandang orangtuamu sebagai yang nomor satu.
Masih berani berkata cinta pada pasanganmu tapi tak pernah lagi mendoakan orangtua? Kamu mau dianggap anak durhaka oleh Tuhan?
Mengucap kata ‘cinta’ memang hak dari setiap orang yang hidup di dunia. Tak ada larangan bagimu untuk mengucap cinta kepada dia yang kamu rasa sebagai jodohmu. Namun akan sangat disayangkan jika perasaan cintamu mengubah sikapmu pada orangtuamu. Yang dulu berbakti, sekarang menjauhi. Yang dulu mencintai orangtua, sekarang seakan tak peduli.
Kamu boleh kok jatuh cinta dan mengumbar kata cinta pada pasangan, namun orangtua jangan sampai lupa kamu doakan. Jika dibandingkan, jasa kedua orangtuamu jelas lebih besar daripada siapa pun yang pernah kamu temui. Tolong jangan jadi sosok angkuh yang tak mau berdoa pada mereka lagi hanya karena perhatian tengah fokus pada cintamu. Jangan sampai Tuhan menganggapmu anak durhaka hanya karena cinta yang kamu sendiri tak tau masa depannya bagaimana.
Sebagai penutup, sebagai bahan pertimbangan saja. Logikanya, orangtuamu telah mencintaimu sepanjang umur napasmu di dunia ini. Jika dibandingkan dengan dia yang baru saja mengenalmu dan bahkan kamu belum tahu juga dia jodohmu atau bukan, seharusnya kamu paham dong siapa yang harus diprioritaskan? :’)
Posting Komentar