Kita harus hidup rukun dengan saudara kandung apapun itu, kita adalah senyawa. Istri/suami adalah belahan jiwa, tetapi kakak adik tidak bisa dibelah, kita adalah 1 dari benih dan rahim yang sama.
Ingatlah, Ketika ada yang mengganggumu kemudian kau panggil kakakmu lalu dengan badannya yang lebih besar dia membelamu karena kau adalah adiknya.
Atau ketika kau membela adikmu yang memang bersalah demi sebuah kata karena dia adikku.
Ketika makanan yang dihidangkan ibumu dibagi bersama saudaramu. Satu makan tempe maka semua tempe, tak ada yg dipilih kasih. Satu makan telor maka dibagilah telornya jika hanya satu butir.
Atau ketika bapakmu pergi kondangan dan membawa satu tempat makanan pasti berebut makanan kesukaan, tapi ujung-ujungnya makan bersama dalam satu wadah.
Dilahirkan ibu dan bapak yang sama maka darah saudaramu juga sama denganmu. Sudah sepatutnya saling mengingatkan, saling membantu, saling bergandengan tangan.
karena sesungguhnya saudaramu jauh di lubuk hatinya akan juga mendoakanmu.
Saat kita terpuruk, siapa yang akan membela kita bahkan sampai mengorbankan diri dan keluarganya kecuali saudara kandung kita.
Ketika kau menjadi hebat, saudaramu tidak akan meminta harta atau pangkatmu tapi dengan bangga dia akan berkata pada semua orang “lihatlah…saudaraku sudah jadi orang hebat”.
Yang jadi ujian asalah ketika saudaramu terpuruk, akankah kalian meninggalkan atau melambaikan tanganmu untuk merengkuhnya?
Coba tanya hatimu sendiri. Karena saudara bukan hanya perkara harta, bukan pula masalah yang bermartabat atau tidak, bukan pula masalah siapa yang dekat pada Sang Pencipta atau tidak! Tapi ini masalah hati.
Ingatlah, belum tentu saudaramu yang terpuruk akan selamanya terpuruk. Tak pasti juga dia yang sekarang jadi orang brutal esok juga akan tetap sama.
Dan belum tentu yang sekarang kaya akan selamanya kaya. Yang sekarang alim akan tetap alim, karena hanya Tuhanlah yang tahu.
Jagalah saudaramu selagi ada dalam keadaan apapun. Karena kelak dia juga akan menjagamu walaupun hanya lewat doa.
Posting Komentar