https://instagram.com/ari_purimadani01 |
Soma Ribek merupakan rangkaian dari Hari Raya Saraswati yang diperingati oleh umat Hindu khususnya di Bali. Diperingati tiga hari setelah pelaksanaan Hari Raya Saraswati atau hari turunnya ilmu pengetahuan. Tepatnya pada Senin (Soma) Pon wuku Sinta.
Jero Mangku Danu atau I Wayan Sudarma dalam artikelnya Sisi Lain Makna Hari Saraswati yang dimuat dalam website PHDI menuliskan hakikat dari perayaan Soma Ribek yaitu sebuah peringatan agar manusia dalam memperoleh harta melakukan cara-cara yang benar atau di jalan dharma dan menggunakannya dalam kehidupan juga untuk dharma.
Karena menurutnya, jika dalam mendapatkan harta tanpa dilandasi oleh dharma, maka harta, dan kesenangan yang dinikmati tak akan pernah mendatangkan kedamaian. "Mari kita gunakan pengetahuan yang telah dianugerahkan kepada kita untuk memperoleh semua jenis kekayaan dengan jalan dharma, dan menggunakannya pula di jalan dan demi dharma," tulisnya.
Dalam pelaksanaan Soma Ribek ini dalam lontar Sundarigama disebutkan beberapa pantangan yang mesti diikuti. Karena akan ada akibat yang ditimbulkan jika pantangan ini tak dilaksanakan. Kutipan lontar ini berbunyi:
Len saka rika, hana ring pawukon, kawruhakna tatwa ya, kunang ring uku sinta, soma pon ngaran soma ribek, prakreti ring Sanghyang Trimerta, unggwanira ring lumbung pulu. Yan ring desa ring gedong sri ring ulon ing bale agung, widhi widananya, nyahnyah geti-geti gringsing, raka pisang mas dulurin wangi-wangi. Ri kalanika, ikang wang tan wenang anumbuk pari, ngadol beras kunang, katemah denira Bhatari Sri, pakenanya wnang astiti ring sanghyang pramana, angisep sari ning tatwajnana, aja aturu ring rahina.
Kutipan ini memiliki arti, pada wuku Sinta, yakni pada hari Senin Pon Sinta dinamakan Soma Ribek. Wajib melakukan pemujaan kepada Sanghyang Trimerta, bertempat dilumbung atau di tempat penyimpanan beras, jika di desa bertempat di Gedong Sri di hulu Bale Agung. Sesajennya terdiri atas nyahnyah, geti-geti geringsing, raka pisang mas diserta canang wangi-wangi.
Pada hari itu, orang-orang tidak boleh menumbuk padi ataupun menjual beras, karena akan dikutuk oleh Bhatari Sri.
Sebaiknya, orang-orang memuja Sanghyang Pramana (Dewa Penguasa Nafas Kehidupan), menghisap intisari batin suci, dan jangan tidur pada siang hari.
Pantangan ini adalah wujud penghormatan kepada tanaman utamanya padi yang sama juga artinya sebagai wujud penghormatan kepada Bhatara Sri atau Dewi Padi.
Sementara itu, dikutif dari website www.payanadewa.com, Soma Ribek merupakan Hari Pangan bagi umat Hindu. Sehingga pada saat ini umat Hindu memuja Sang Hyang Tri Pramana yaitu: Cri, Sadhana dan Saraswati. Dalam hal ini, diharapkan manusia mengisap sarining tattwa adnjana yaitu memetik sari-sari ajaran-ajaran kebenaran atau ketuhanan.