Ilustrasi via https://instagram.com/ritasavitri_07 |
Sebab, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, maka tidak usah sibuk mengoreksi kekurangan atau pun kesalahan hidup orang lain, cukup fokus saja memperbaiki apa yang masih kurang dalam diri kita.
Kita Bukan Makhluq Sempurna, Maka Jagalah Diri Kita Untuk Tidak Mudah Menyalahkan Orang Lain
Ilustrasi via https://instagram.com/ritasavitri_07 |
Dan kita harus selalu sadar, bahwa kita ini bukan makhluq yang sempurna, karena dengan demikian pasti kita akan selalu terjaga dari menyalahkan orang lain.
Tetap Jagalah Hati Kita Untuk Tidak Merendahkannya, Sekalipun Posisi Kita Benar dan Orang Lain Salah
Kita jangan pernah egois serta merta menyalahkan orang lain, tetap sadarlah bahwa kita ini juga bukan makhluq yang tanpa kesalahan.
Lantas sekalipun posisi kita benar dan orang lain salah, tetap jagalah hati kita ini untuk tidak pernah merendahkan orang lain yang berbuat salah.
Siapapun Bisa Melakukan Kesalahan, Karena Manusia Selamanya Tidak Akan Pernah Luput Dari Salah dan Dosa
Kita pun harus sadar, bahwa siapapun bisa melakukan kesalahan, karena sejatinya manusia itu memang tidak akan pernah luput dari salah dan dosa.
Untuk itu, sering-sering bermuhasabah diri, agar kita tidak pernah ada kesempatan menelik kesalahan orang lain. Karena semakin kita bermuhasabah, maka semakin merasa tidak sempurna diri kita, dan kita semakin kurang dengan kebaikan.
Kita Yang Masih Dalam Keadaan Baik, Jangan Merasa Puas, Teruslah Bermuhasabah Menjadi Lebih Baik
Teruslah bermuhabah diri, teruslah melakukan perbaikan, dan teruslah menjadi lebih baik, agar sampai kapanpun kita tidak memiliki kesempatan merendahkan orang lain yang masih belum baik atau dia yang masih dalam keadaan bersalah.
Jadi siapapun kita saat ini, yang katanya baik menurut orang lain jangan pernah puas dengan kebaikan yang telah kita capai, karena menjadi baik itu tidaklah berbatas.
Jangan Izinkan Diri Kita Lupa Bahwa Perbaikan Diri Itu Harusnya Terus Berkelanjutan Hingga Ajal Menjemput
Jangan terlalu sibuk mengurus hidup orang lain, karena hidup kita sendiri lebih penting untuk diurus. Sebab nanti yang akan Tuhan tanyakan bukan bagaimana orang lain menjalani hidupnya, tapi bagaimana kita menjalani kehidupan yang sudah Tuhan amanahkan.
Intinya, jangan izinkan diri kita lupa bahwa perbaikan diri memang sudah seharusnya terus berkelanjutan, hingga sampai ajal menjemput.