ilustraai photo dari ig tantri |
Tuhan memberi kita hidup bukan karena kita membutuhkannya, tapi karena seseorang membutuhkan kita. Jangan pernah berpikir kita bukan siapa-siapa, karena kita tidak pernah tahu bahwa “ada seseorang yang berpikir kita adalah segalanya.”
Jangan tangisi orang yang telah mengkhianati kita. Bersyukurlah, karena Tuhan telah menunjukkan bahwa ia bukan orang yang tepat bagi kita. Tidak perlu membuang energi kita untuk membalasnya. Karena akan berlaku hukum alam.
Jangan hiraukan mereka yang telah menjelekkan kita. Siapa diri kita, hanya kita yang tahu, dan hanya kita yang menentukan, bukan orang lain.
Menjadi yang “terbaik” lebih penting daripada menjadi yang “pertama”. Jangan terlalu tergantung pada orang lain, kita lebih kuat dari apa yang kita pikirkan. Hanya saja, terkadang kita tidak mempercayainya.
Jangan pernah lari dari masalah, karena mereka akan selalu menghampiri kita. Yang harus kita lakukan adalah mempelajari cara mengatasinya.
Kita terlahir dengan banyak talenta, manfaatkanlah itu. Itulah yang menjadi jembatan kita menuju kebahagiaan. Sesuatu yang dimulai dengan kebaikan akan menghasilkan kebaikan. Namun, jika hasilnya belum baik, itu bukanlah akhir.
Rasa iri akan merugikan kita. Untuk itu, luangkan waktu untuk bersyukur atas segala hal yang kita miliki. Kita terbaik dengan cara kita sendiri.
Hidup selalu punya banyak hal untuk membuat kita jatuh. Namun, apa yang benar-benar bisa membuat kita jatuh adalah sikap kita sendiri.
Jangan pikirkan orang yang membenci kita, karena mereka hanya iri atas pribadi kita yang baik. Abaikan mereka dan teruslah melangkah. Jangan pernah memandang rendah diri kita sendiri.
Jika kita tidak bahagia dengan hidup kita saat ini, interospeksi diri dan berusaha lebih baik.
Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika kita tidak bisa menghargai kekurangan kita, maka kita tidak menghargai diri kita sendiri.
Posting Komentar