Sumber Tribun-Bali.com |
Sepuluh orang anak – anak bertelanjang kaki berlari
di antara masyarakat yang sedang melaksanakan prosesi melasti serangkaian Nyepi
saka 1943 di Pantai Padanggalak, Denpasar, Bali.
Saat prosesi melasti selesai dan sarana upakara
ditinggalkan anak – anak ini segera
berlari menghampiri sarana upakara tersebut. Mereka mengorek – ngorek isinya
berharap mendapat uang sesari .
Selain itu, beberapa anak juga berkerumun di antara
masyarakat yang akan mulang pekelem berupa bebek maupun ayam. Saat ayam atau
bebek tersebut dilepaskan, mereka segera berlari melawan ombak dan berburu
binatang tersebut.
Sejak pagi, setiap ada prosesi melasti, anak – anak ini
sudah menunggu di pantai. Bahkan, saat prosesi masih berlangsung mereka sudah
berdiri tak jauh dari sana agar tak keduluan teman lainnya.
Salah satu dari mereka, Ahmad Hakiki mengaku sudah menunggu bersama temannya
sejak subuh.
Ketika masyarakat baru datang ke pantai, mereka yang
awalnya duduk – duduk segera mendekat.
“Saya sudah dari 3 hari lalu ikut di sini sama
teman. Karena teman ngajakin ke sini makanya ikut,” katanya pada Kamis, 11
Maret 2021.
Walaupun uang yang didapat tak banyak, namun jika
sedang ramai, ia bisa mendapatkan hingga lima puluh ribu lebih. Selain itu,
juga mendapatkan paling sedikit 2 ekor ayam dan 2 ekor itik.
Itik maupun ayam yang ia dapatkan dari berburu ini
kemudian di jual.
Selain berburu sesari maupun itik dan ayam, ia juga
kerap dimintai tolong oleh masyarakat untuk mengambil air laut. Setelah mengambil
air laut yang akan digunakan sebagai tirta, dirinya akan mendapatkan imbalan.
Sumber Tribun-Bali.com |
Posting Komentar