Berikut, Alasan di Balik Mereka yang Jarang Pamer di Sosmed, Hidupnya Justru Lebih Sukses & Bahagia

Alasan di Balik Mereka yang Jarang Pamer di Sosmed, Hidupnya Justru Lebih Sukses & Bahagia
Alasan di Balik Mereka yang Jarang Pamer di Sosmed, Hidupnya Justru Lebih Sukses & Bahagia


Media sosial mungkin tak ubahnya buku diari. Apapun yang tengah kamu rasa dan alami tak segan kamu bagi di laman media sosialmu. Seperti sudah menjadi suatu yang lumrah manakala pencapaian dan kemesraan dengan pasangan dikabarkan di media sosial. Bukan sesuatu yang perlu diperkarakan memang. Namun, akan berubah menjadi sesuatu yang menyebalkan mana kala kamu memposisikan diri sebagai orang lain yang membacanya. Bayangkan ketika kamu membuka lini masamu, tiba – tiba dipenuhi dengan postingan orang lain yang bernada pamer pencapaian atau umbar kemesraan dengan pasangan.

 

Di tengah banyaknya orang yang hobi mengunggah sesuatu bernada pamer yang menyebalkan tersebut, nyatanya masih ada segelintir orang yang menggunggah sesuatu yang bermanfaat di media sosial. Mereka yang enggan untuk pamer di lini masa. Namun, meski terkesan jarang berbagi pencapaian atau kebersamaan dengan pasangan bukan berarti mereka tak punya prestasi atau kebahagiaan yang bisa dibagi. Di balik heningnya lini masa mereka, sebenarnya mereka punya kehidupan yang lebih sukses dan bahagia daripada mereka yang berisik di media sosial.

 

Jarang mengunggah pencapaian di media sosial bukan berarti mereka pribadi yang tertutup. Justru bagi mereka pencapaian cukup dirayakan oleh orang – orang tersayang

Di tengah banyaknya orang yang narsis, nyatanya masih ada segelintir orang yang enggan pamer di lini masa mereka. Bagi mereka, segala pencapaian cukup dibagi pada orang – orang terdekat. Momen yang membahagiakan pun tak melulu harus diposting di lini masa mereka. Prestasi atau kebersamaan dengan teman dan pasangan tak harus setiap waktu diposting ke lini masa mereka. Meski terkesan tertutup, nyatanya dibalik itu mereka punya kehidupan yang bahagia dan punya banyak teman.

 

 

Postingan saat mereka traveling jauh dari kesan pamer tapi lebih informative. Bahkan muka sendiri seringkali tak pernah nampang

Di zaman yang serba digital ini, banyak orang yang ketagihan untuk unggah apapun ke media sosial mereka. Termasuk kegiatan traveling mereka. Tak masalah memang, karena itu menjadi hal siapa saja. Namun, berubah menjadi sesuatu yang menyebalkan manakala postingan foto traveling tersebut disertai dengan caption yang bernada pamer seperti foto yang mereka unggah di lini masa milik mereka seringnya disertai dengan caption yang jauh dari kesan pamer. Bahkan seringnya, wajah mereka posting.  Karena bagi mereka traveling adalah momen untuk menyegarkan pikrian dan bukan untuk di pamerkan.

 

Tak hanya tentang pencapaian, mereka biasanya juga enggan mengumbar kemesraan di media sosial. Kalaupun mengunggah foto bersama pasangan, seringnya disertai caption yang meneduhkan

Jarang mengumbar mesra di media sosial, tak berarti kehidupan percintaan mereka tak berjalan bahagia. Mereka berprinsip bahwa kebersamaan dengan pasangan tak harus selalu diunggah ke media sosial. Kalaupun sesekali mengunggah foto bersama pasangan, seringnya disertai dengan caption yang puitis dan bikin baper yang baca. Tanpa memperlihatkan kedekatan fisik yang berlebihan, sudah cukup memperlihatkan status kalian sebagai pasangan.

 

Kebahagiaan atas segala pencapaian tak harus disertai like atau love di media sosial. Justru mereka yang tak harus lari ke medsos, punya kebahagiaan yang lebih riil

Banyak orang yang hobi mengunggah foto kebersamaan dengan teman-temannya, nyatanya selalu merasa kesepian. Apa yang ditampilkan di lini masa mereka hanya tameng untuk menutupi kehidupan mereka yang sesungguhnya, yang selalu merasa sepi dan kosong. Tapi disisi lain mereka ingin diakui orang lain sebagai pribadi yang selalu bahagia. Berbeda dengan mereka yang hidupnya memang benar – benar dikelilingi oleh keluarga dan sahabat yang tulus menyayangi mereka. Jadi mereka tak butuh pengakuan dari orang – orang di media sosial, karena hidup mereka sudah cukup bahagia.

 

Ketimbang sibuk membangun citra diri di media sosial, mereka lebih memilih menyibukkan diri untuk mengusahakan pamer. Pamer di media sosial hanya buang – buang waktu.

Kesibukan berkarya membuat mereka tak cukup waktu untuk pamer hal yang tidak penting di media sosial. Karena sebagian besar waktu mereka digunakan untuk mengusahakan cita – cita yang selama ini mereka harapkan menjadi nyata. Pun jika ada waktu untuk mengunggah sesuatu, sebisa mungkin adalah hal yang mengajak pada kebaikan.

 

Media sosial adalah kemajuan teknologi yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sebisa mungkin, semua postingan yang tersebar luas akan punya nilai kebijakan tersendiri. Semoga kita lebih bijak dalam hal mengunggah sesuatu di lini masa. Karena tidak semua orang nyaman dengan apa yang kita postingan. Pastikan bahwa tujuan kita mengunggah sesuatu di media sosial bukan untuk pamer, melainkan didasari tujuan untuk mengajak pada kebaikan.


Posting Komentar