Masa Lelah dan Payah Sekarang, Semoga Menjadi Indah di Masa yang akan Datang

Masa Lelah dan Payah Sekarang, Semoga Menjadi Indah di Masa yang akan Datang
Ilustrasi foto dari https://instagram.com/ncdpapl
“Mengapa aku selalu merasa bahwa dalam hidup ini hanya aku lah satu-satunya manusia yang paling sengsara dan menderita?” tanyaku pada semesta.

“Tidak ada satupun manusia yang benar benar sengsara dan menderita, yang ada hanyalah manusia yang sedang tidak mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan kepadanya,” jawab semesta.

Aku pernah menghadapi suatu pilihan terberat dalam hidup. Ketika aku harus memilih untuk keluar dari zona nyaman dan meninggalkan orang-orang tersayang, atau justru menetap di zona nyaman dan membiarkan semua mimpiku berguguran.

Setelah berdebat hebat dengan beberapa orang terdekat akhirnya aku memutuskan mantap untuk memilih memperjuangkan mimpi yang inginku wujudkan. Aku tidak pernah memikirkan apakah pilihanku akan memudahkan ku atau justru kebalikan. Yang ada di benakku hanyalah satu, mimpi yang harus menjadi kenyataan. Maka dengan sangat berat hati dan penuh ketidakrelaan aku harus meninggalkan zona nyaman beserta orang-orang yang kusayang.

Setelah aku menjalani hidup baru yang telah kujadikan pilihan, aku selalu merasa hari hari ku penuh dengan kesedihan. Sedih ketika kesepian namun hanya berteman dengan telepon genggam, sedih ketika sedang rindu dengan orang tersayang namun hanya mampu membayangkan bertemu dalam angan. Jalan yang aku pilih untuk mewujudkan mimpi nyatanya membuatku tertekan, frustasi dan juga kewalahan untuk menenangkan emosiku sendiri.

Banyaknya rutinitas yang ku jalani membuatku merasa bahwa aku lah manusia di dunia yang paling sibuk. Cobaan yang datang membersamai banyaknya rutinitas yang kujalani membuatku merasa bahwa aku manusia yang paling menderita dan sengsara. Meskipun sebenarnya aku sadar bahwa di balik penderitaan dan kesengsaraan yang aku alami tak lain tak bukan hanya untuk membuatku lebih kuat dan bersemangat demi hidup yang lebih baik di masa depan.

Semangatku pernah patah. Aku pernah hampir menyerah. Pun aku pernah menyalahkan diri sendiri. Aku tak pernah membayangkan jalan yang ku pilih akan menjadi serumit dan setidak menyenangkan ini. Akan tetapi Tuhan selalu saja memberiku kemudahan di setiap lika-liku kehidupan.

Permasalahan dan kemudahan yang datang silih bergantian membuat tekadku semakin kuat untuk tetap bertahan dan melanjutkan perjuangan. Aku selalu yakin bahwa untuk menjadi manusia yang lebih baik kita memang harus dihadapkan terlebih dahulu dengan beberapa persoalan sulit, dan untuk mencapai impian yang setinggi langit memang seringkali harus menjalani dan menghadapi kenyataan hidup yang pahit. Lelah pun hampir tidak pernah lekang menghampiri pikiran dan hati.

Namun aku selalu berdoa kepada Tuhan, semoga semua lelahku di masa sekarang akan menjadi berkah di masa yang akan datang.