Melaksanakan upacara Yadnya hendaknya selalu memperhatikan tattwa, agar dalam pelaksanaannya selalu memberikan manfaat yang maksimal. Seperti hanya saat Tumpek Landep, banyak yang mengatakan hari ini adalah Otonan segala barang yang dibuat dari besi, termasuk motor dan mobil.
Pada Rahina Tumpek Landep di Bali hampir seluruh tempat cuci motor dan mobil penuh diramaikan oleh masyarakat yang hendak mencuci sarana transportasinya, tapi apakah benar saat Tumpek Landep Otonon sarana Transportasi?
"Kalau berbicara boleh atau tidak boleh itu tergantung manusianya saja. Tetapi, jika berbicara benar atau tidak, terdapat pemahaman yang keliru melaksanakan upacara untuk sarana transportasi di hari Tumpek Landep", ucap Ida Pedanda Gde Manara Putra Jejeran yang di tulis di Bali Express, Denpasar.
Di tegaskan, bahwa upacara saat Rahina Tumpek Landep sejatinya harus menggunakan keris sebagai simbolnya. Jika dilihat dari material atau bahan pembuatannya (karena terbuat dari sebagian besar berbahan besi), maka sarana transportasi dapat diupacarai saat Tumpek Landep,. Namun, jika ditinjau lebih dalam mengenai makna Tumpek Landep, jelas mengalami penyimpangan.
"Karena sarana Otonan transportasi alangkah baiknya dan tempat dilaksanakan saat Tumpek Kuningan. Karena saat itu diyakini sebagai pemujaan terhadap Bhatari Sri sebagai pemberi anugrah kemakmuran dan kesejahteraan. Yaitu sebagai upacara shukur atas anugrah Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas sarana dan prasarana, sehingga memudahkan aktifitas umat, serta memohon agar motor dan mobil tersebut dapat berfungsi dengan baik dan tidak mencelakakan.
"Jadi motor dan mobil adalah kekayaan atau anugrah Tuhan, alahkah baiknya di rayakan saat Tumpek Kuningan", pangkas Ida Pandita Gde Manara Putra Kekeran yang di tulis di Baliexpress.com