Seorang ibu setelah melahirkan akan mengalami perubahan emosi. Perasaan senang, haru, dan khawatir akan menyelimuti ibu setelah melahirkan. Senang dan terharu karena sang bayi akhirnya lahir, tak jarang perasaan khawatir terhadap bayi juga muncul. Kekhawatiran yang berujung membuat ibu menjadi sedih berlebih disebut baby blues.
Kondisi baby blues disebabkan berbagai faktor. Perubahan hormon paska melahirkan juha berpengaruh terhadap perubahan emosi ibu. Selain itu terlalu lelah, kurang istirahat dan kurangnya dukungan orang sekitar juga bisa menyebabkan baby blues. Umumnya baby blues berlangsung paling lama 2 minggu. Jika lebih dari itu maka bisa menjadi kondisi yang lebih parah yang disebut depresi paska melahirkan.
Dilansir dari The Asian Parent, menurut Dr. dr. Irawati Ismail Sp.KJ, sebanyak 50-75% wanita mengalami baby blues. Namun di Indonesia seringnya baby blues dianggap sebagai efek kelelahan setelah melahirkan. Apalagi masih banyak yang awam dengan kondisi ini. Oleh karena itu kondisi baby blues tidak boleh disepelekan. Seorang ibu yang mengalami baby blues harus mendapatkan dukungan agar tidak berlanjut menjadi depresi. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan suami jika sang istri mengalami baby blues.
1. Selalu temani dan dengarkan curhatan istri
Setelah melahirkan mungkin istri akan merasa kelelahan dan membutuhkan perhatian lebih. Saat di rumah berilah perhatian kepada istri misalnya dengan menanyakan perasaannya atau membawakan makanan dan minuman kesukaan istri. Hal-hal kecil seperti itu akan membuat istri lebih nyaman.
Jika istri sedang bercerita dan mengajak berbicara dengarkan dengan seksama. Jangan sambil main gadget atau nonton TV. Tatap mata istri dan hindari hal-hal yang bisa menimbulkan perdebatan dengan istri. Usahakan untuk selalu memahami perasaan istri.
2. Jadi “tameng” jika ada komentar negatif kepada istri dan bayi
Setelah melahirkan biasanya akan ada banyak keluarga dan kerabat yang datang menjenguk. Tak jarang para tamu itu akan menanyakan atau mengomentari kondisi istri dan bayimu. Kadang ada saja yang memberikan komentar negatif.
Jika hal itu terjadi, para suami harus menjadi tameng terdepan untuk istri. Dukung dan hibur istrimu, jangan sampai komentar negatif dari orang membuatnya sedih dan stres. Karena stres selain membuat baby blues semakin parah, juga membuat produksi ASI terhambat.
3. Ajak istri jalan-jalan
Kondisi yang masih lemah paska melahirkan ditambah kesibukan baru sebagai ibu mungkin akan membuat istri jarang keluar rumah. Hal itu bisa membuat istri merasa bosan. Saat kondisi istri sudah kembali pulih ajaklah istri jalan-jalan keluar. Titipkan bayi sementar kepada keluarga.
Ajaklah istri keluar rumah walaupun hanya ke mini market untuk membeli sesuatu atau membeli makanan dan minuman favorit istri. Hal itu sudah cukup membuang rasa bosan istri dan mengembalikan semangatnya mengurus si kecil.
4. Membantu merawat si kecil
Bantulah istri merawat si kecil agar tidak terlalu kelelahan. Biarkan istri menikmati makanannya sementara suami menjaga anak. Saat istri terbangun tengah malam karena anak menangis cobalah untuk ikut bangun. Hal itu akan membuat istri tidak merasa sendirian karena ada suami yang senantiasa mendampingi.
5. Bantu pekerjaan rumah istri
Membantu pekerjaan rumah istri juga bisa meringankan beban istri. Jika punya penghasilan lebih kamu bisa saja memakai jasa ART atau laundry untuk mengurus pakaian kotormu. Dengan begitu bisa mengurangi pekerjaan istri sehingga waktunya bisa digunakan untuk istirahat.
6. Temani istri ke psikiater jika perlu
Jika kamu sudah sebisa mungkin mendampingi dan membantu istri namun gejalanya tidak juga berkurang, pertimbangkan untuk membawa istrimu ke psikiater. Komunikasikan dari hati ke hati agar istrimu mengerti bahwa hal itu bertujuan untuk membantunya. Dampingi istrimu ke psikiater agar mendapat penanganan dari profesional.
Itulah 6 hal yang bisa dilakukan suami untuk mendukung istrinya jika terkena baby blues. Selalu dampingi istri setelah melahirkan ya.