Ilustrasi photo via Instagram @ncdpapl |
Sungguhlah wajar bila kita merasa sedih dan terluka saat ada orang yang berbuat salah kepada kita. Saat seseorang yang begitu dekat dengan kita melakukan hal yang menyakiti hati dan perasan kita, rasanya tidak mudah untuk langsung melapangkan hati memaafkannya. Bukan bermaksud egois, tapi kita juga punya hati dan perasaan yang perlu kita jaga sendiri.
Kesalahpahaman Perlu Diluruskan Lebih Dahulu
Berbicara dan berkomunikasi dengan lebih terbuka menjadi salah satu cara untuk meluruskan kesalahpahaman yang ada. Jika kita menjadi pihak yang disalahpahami olehnya, maka kita perlu menyampaikannya. Utarakan rasa kecewa dan sedih kita. Lepaskan semua hal yang dipendam di dalam perasaan. Karena dengan begini, kita bisa lebih ikhlas untuk memberi maaf.
Memendam Amarah Hanya akan Membuat Luka Makin Dalam
Jika rasa kesal dan amarah terus dipendam, nantinya seiring waktu berjalan, luka yang ada di dalam diri kita akan melebar dan makin memperbesar. Setiap kali kita mengingat perilaku buruk yang dilakukan oleh orang yang telah melukai kita, kita akan membuat luka yang ada makin teras dalam. Semakin lama kita memendam amarah, semakin terluka dan terpuruk diri kita sendiri.
Memaafkan Memang Butuh Proses
Apalagi saat kita menjadi pihak yang disalahpahami, kita bakal butuh waktu yang cukup lama dan panjang untuk bisa ikhlas memaafkan. Tak apa. Selama kita selalu berusaha untuk berdamai dengan keadaan, kita bisa menyesuaikan diri kita dengan waktu. Kita lalui prosesnya sampai nanti pada satu titik pada akhirnya kita bisa ikhlas memaafkan kesalahannya.
Untuk hati yang masih terluka, semoga segera mendapat kesembuhan. Untuk jiwa yang sedang tidak baik-baik saja, semoga ke depannya bisa lebih tenang berdamai dengan semuanya. Yang tak kalah penting, maafkan diri sendiri terlebih dahulu atas hati yang masih terlalu keras untuk memaafkan. Dengan begitu, hati akan terasa lebih lapang.
Posting Komentar